OLAHRAGA SENI BELADIRI JIU-JITSU INDONESIA

SEJARAH JUJITSU

Jujutsu (bahasa Jepang: 柔術, jūjutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah nama dari beberapa macam aliran beladiri dari Jepang. Tidaklah betul jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu mengacu pada satu macam beladiri saja.Jujutsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan “Yawara-gi” atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara “menipu” lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua “gaya”, yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam “gaya” Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri di zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).Teknik-teknik Jujutsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik tersebut diatas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).Aliran Jujutsu yang tertua di Jepang adalah Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi Hisamori. Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu yang didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang didirikan oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama Ryuho pada tahun 1942, dan banyak aliran lainnya.

Bangsa Jepang selama berabad-abad telah menciptakan beramacam macam beladiri, yang sebagian besar masih ada hingga kini. Salah satu beladiri Jepang yang tertua adalah Jujutsu, yang kadang-kadang dilafalkan oleh orang non Jepang sebagai Ju-jitsu atau Jiu-jitsu. Seni beladiri ini diciptakan oleh para prajurit Samurai sejak tahun 880 – 1868 M, dan sampai sekarang masih dianggap sebagai seni beladiri yang sangat efektif untuk sarana pembelaan diri, terutama bagi para penegak hukum. Bahkan jajaran Keisatsukai (Kepolisian Jepang), NYPD (Kepolisian New York), dan L.A.P.D. (Kepolisian Los Angles,AS) masih mengajarkan Jiujitsu sebagai bagian dari pembekalan anggotanya dalam bertugas. Para Anggota tentara Amerika, Jepang, dan Indonesia juga mempelajari Jiujitsu untuk memperkaya materi H.T.H.C. (Hand To Hand Combat) dalam persiapan tugas di lapangan.

Beladiri Jiujitsu masuk ke Indonesia saat masa pergolakan perang dunia II sekitar tahun 1942. Dibawa oleh seorang tentara Jepang yang bernama Ishikawa. Disiplin Jiu-jitsu yang ia bawa berasal dali aliran Kyushin Ryu. Ishikawa kemudian mewariskan ilmunya kepada Raden Sutopo(Ponorogo) yang kemudian diturunkan kepada kelima muridnya yaitu Firman Sitompul, Sitompul, Heru Nurcahyo, Bambang S dan Heru Winoto. Kelima murid inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya Jiujitsu di Indonesia.
Sebelum dibentuk organisasi “Institut Jiu-Jitsu Indonesia(IJI)”, Jiujitsu dikenal dengan sebutan perkumpulan bela diri “Bantaran Angin” yang berpusat di Ponorogo. Untuk mengembangkan Jiu-jitsu ke seluruh Indonesia, akhirnya pusat pengembangan Jiu-jitsu dipindahkan ke Jakarta. Disinilah dibentuk sebuah organisasi resmi dan berbadan hukum yang bernama Institut Jiu-Jitsu Indonesia (IJI), sekitar 8 Desember 1981.
Ditahun yang sama, diadakan demonstrasi beladiri Jiu-Jitsu di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Jakarta. Akhirnya Jiu-jitsu berhasil mendapatkan penghargaan serta pengakuan dari Staf kedutaan besar Jepang. Kini, Institut Jiu-Jitsu Indonesia telah menjadi anggota ke-12 World Council of Jiu-Jitsu Organization yang berpusat di London yang menjadikan Jiu-Jitsu sebagai beladiri resmi POLRI dan berbagai kesatuan militer seperti KOPASSUS, KOSTRAD, PASPAMPRES, Marinir dan lainnya. Bahkan Jiu-Jitsu juga dikembangkan di sekolah sekolah, instansi swasta maupun instansi pemerintah dan perguruan tinggi.
Ju-jitsu juga mempunyai sebuah pedoman berupa Sumpah & Semboyan agar bisa di amalkan dan ditaati oleh semua murid. Selain itu, Sumpah dan Semboyan ini bisa juga untuk mendidik murid dan membuat karakter/sifat murid menjadi lebih baik. Sumpah Dan Semboyan Ju-jitsu adalah sebagai berikut :
SUMPAH JU-JITSU :
1. BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA
2. TAAT PADA ORANGTUA
3. SANGGUP MENJAGA NAMA BAIK JU-JITSU
4. BERSIKAP KSATRIA DAN JUJUR
5. TAAT PADA PELATIH
SEMBOYAN JU-JITSU :
1. BERLATIH JU-JITSU DEMI KEMANUSIAAN
2. TIDAK BOLEH SOMBONG
3. MELINDUNGI YANG LEMAH, BERDIRI DI PIHAK YANG BENAR
4. JU-JITSU HANYA DIGUNAKAN DALAM KEADAAN TERPAKSA
5. DALAM LATIHAN TIDAK ADA TAWA DAN TANGIS
Sebagaimana Beladiri lain, Jujitsu juga mempunyai tingkatan-tingkatan di dalamnya. Hal ini selain untuk menunjukkan tingkat keahlian juga memudahkan anggota Jujitsu untuk belajar, berlatih dan melatih sesuai Garis – Garis Besar Program Melatih yang telah ditetapkan. Berikut adalah tingkatan-tingkatan Sabuk yang digunakan dalam Jujitsu :
TINGKATAN SABUK DALAM JU-JITSUWarna sabuk atau ikat pinggang yang menunjukan tingkat keahlian dalam Jiu-Jitsu sebagai berikut:
  • Sabuk Putih = Kyu VI (Roku-Kyu)
  • Sabuk Kuning = Kyu V (Go-Kyu)
  • Sabuk Hijau = Kyu IV (Yon-Kyu)
  • Sabuk Oranye = Kyu III (San-Kyu)
  • Sabuk Biru = Kyu II (Ni-Kyu)
  • Sabuk Coklat = Kyu I (Ik-Kyu)
  • Sabuk Hitam = Dan I (Sho-Dan)
  • Sabuk Hitam = Dan II (Ni-Dan)
  • Sabuk Hitam = Dan III (San-Dan)
  • Sabuk Hitam = Dan IV (Yon-Dan)
  • Sabuk Hitam = Dan V (Go-Dan)
  • Sabuk Merah-Putih = Dan VI (Roku-Dan)
  • Sabuk Merah-Putih = Dan VII (Shichi-Dan)
  • Sabuk Merah-Putih = Dan VIII (Hachi-Dan)
  • Sabuk Merah = Dan IX (Kyu-Dan)
  • Sabuk Merah = Dan X (Ju-Dan)

Pergantian sabuk dari yang satu ke sabuk yang lebih tinggi harus terlebih dahulu menempuh proses ujian-ujian Ju-Jitsu baik ujian teknik Ju-Jitsu maupun fisik dan teori jujitsu.

 i.j.i

  jūjutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah nama dari beberapa macam aliran beladiri dari Jepang. Tidaklah betul jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu mengacu pada satu macam beladiri saja. Jujutsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan “Yawara-gi” atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara “menipu” lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.
Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua “gaya”, yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam “gaya” Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri di zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).
Teknik-teknik Jujutsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik tersebut diatas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).
Aliran Jujutsu yang tertua di Jepang adalah Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi Hisamori. Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu yang didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang didirikan oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama Ryuho pada tahun 1942, dan banyak aliran lainya.

——
Jujitsu (bahasa Jepang, jujutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah nama dari aliran beladiri dari Jepang. yang diciptakan oleh Okiyama Yoshintokipada tahun 1296. dengan inti gerakan memukul, menendang, menangkis, membanting(melempar), mengunci, dan menggunakan tenaga dalam pernafasan tanpa mantra-mantra (black magic). Jadi tidak benar jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu mengacu pada satu macam beladiri saja.Jiu-Jitsu adalah suatu bela diri yang bersifat fleksibel dan luwes, tapi mampu menjadi keras sangat keras dan lebih mengerikan lagi. ada kalanya lunak ada kalanya keras, ada teknik jarak dekat ada pula jarak jauh, ada teknik mengikuti arus ada pula yang melawan arus.Kata “Jiu” atau “Ju” juga dapat diartikan sebagai keluwesan atau fleksibel. Sedangkan kata “Jitsu” atau “Jutsu” berarti teknik, cara atau metode. Berarti Jiu-Jitsu adalah suatu bela diri yang bersifat luwes dan fleksibel, ada kalanya lunak ada kalanya keras, ada teknik jarak dekat ada pula jarak jauh, ada teknik mengikuti arus ada pula yang melawan arus. Jiujitsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan “Yawara-gi” atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara “menipu” lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri (memanfaatkan tenaga lawan). Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.dan yang berasal dari Korea adalah Hapkido.Tehnik jiujitsu
Teknik-teknik Jiujitsu terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik tersebut diatas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).
Jiujitsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua “gaya”, yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam “gaya” Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri di zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan. Ciri khas Jujutsu tradisional antara lain adalah tidak memiliki format pertandingan/kompetisi, serta masih menjalin hubungan dengan hombu dojo (dojo induk) yang ada di negara asal Jujutsu, yaitu Jepang. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).Aliran Jiujitsu yang tertua di Jepang adalah Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi Hisamori. Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu yang didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang didirikan oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama Ryuho pada tahun 1942, dan banyak aliran lainnya. Sedangkan cirri khas dari Jujutsu modern (seperti Gracie Jiu-Jitsu dari Brazil) biasanya menekankan pada pertandingan/kompetisi dan sudah tidak memiliki hubungan keorganisasian dengan negara asalnya (Jepang). Beberapa orang ahli Jujutsu di luar Jepang ada yang mengembangkan aliran seni beladirinya sendiri, yang kemudian diberi nama Jujutsu untuk menjelaskan bahwa walaupun aliran tersebut diciptakan diluar Jepang, namun awalnya berasal dari beladiri Jepang. Beladiri Ketsugo Ju-Jitsu ( Jujutsu) misalnya, diciptakan sendiri oleh Prof. Harold Brosious dari USA setelah mempelajari Jujutsu Jepang dan melakukan berbagai pengembangan. Demikian juga dengan Small Circle Ju-Jitsu yang diciptakan oleh Prof. Wally Jay.dan I-kyu Shin Ryu yang ada di Indonesia di bawa oleh tentara Jepang Bernama Ishikawa. Adalah lazim bagi perguruan-perguruan Jujutsu yang independen untuk membuat peraturan pertandingan sendiri, karena belum ada badan dunia yang secara aklamasi dipilih oleh semua perguruan Jujutsu untuk mensyahkan peraturan yang disepakati bersama. Bahkan di negara-negara besar di dunia Internasional menggunakan standar nasionalnya masing-masing, misalnya di Amerika antara lain menggunakan standar American Jujutsu Association. sedangkan di Eropa antara lain menggunakan standard European Budo Council [6]. Namun sejak tahun 1998 sudah mulai ada kemajuan yang signifikan dengan berdirinya Ju-Jitsu International Federation (JJIF).TINGKATAN SABUK DALAM JU-JITSUWarna sabuk atau ikat pinggang yang menunjukan tingkat keahlian dalam Jiu-Jitsu sebagai berikut:

  • Sabuk Putih = Kyu VI (Roku-Kyu)
  • Sabuk Kuning = Kyu V (Go-Kyu)
  • Sabuk Hijau = Kyu IV (Yon-Kyu)
  • Sabuk Oranye = Kyu III (San-Kyu)
  • Sabuk Biru = Kyu II (Ni-Kyu)
  • Sabuk Coklat = Kyu I (Ik-Kyu)
  • Sabuk Hitam = Dan I (Sho-Dan)
  • Sabuk Hitam = Dan II (Ni-Dan)
  • Sabuk Hitam = Dan III (San-Dan)
  • Sabuk Hitam = Dan IV (Yon-Dan)
  • Sabuk Hitam = Dan V (Go-Dan)
  • Sabuk Merah-Putih = Dan VI (Roku-Dan)
  • Sabuk Merah-Putih = Dan VII (Shichi-Dan)
  • Sabuk Merah-Putih = Dan VIII (Hachi-Dan)
  • Sabuk Merah = Dan IX (Kyu-Dan)
  • Sabuk Merah = Dan X (Ju-Dan)

Pergantian sabuk dari yang satu ke sabuk yang lebih tinggi harus terlebih dahulu menempuh proses ujian-ujian Ju-Jitsu baik ujian teknik Ju-Jitsu maupun fisik serta ujian teori tentang Ju-Jitsu.

——————————————————–
Ju-iJtsu masuk ke Indonesia sejak tahun 1942 (saat penjajahan Jepang). Saat itu tentara Jepang bernama Mr. Ishikawa mewariskan ilmu ju-jitsu kepada seorang tentara pejuang PETA yang bernama Raden Sutopo di daerah Ponorogo -Jawa Timur.Kemudian Raden Sutopo menurunkan apa yang di ajarkan oleh Mr. Ishikawa kepada 2 (dua) orang Keturunan Batak yang lahir di Ponorogo yaitu : Drs. Djousa PM sitompul, SH dan Firman Sitompul. Dari kedua orang inilah Ju-Jitsu berkembang hingga saat ini. Adapun Bapak DPM Sitompul dan Firman Sitompul saat ini menjadi Guru Besar Ju-Jitsu Indonesia dengan strata tingkatan sabuk DAN X (sepuluh DAN).Pada tahun 1980 dengan akte notaris Lumban Gaol SH, didirikan yayasan INSTITUT JU-JITSU INDONESIA (IJI) di Jakarta. Adapun teknik yang dipelajari didalam Ju-Jitsu yang bernaung dalam IJI adalah :

  • Pukulan
  • Tangkisan
  • Tendangan
  • Bantingan
  • Kuncian
  • Ilmu jatuh
  • Penggunaan Senjata
  • Pernafasan
  • Self Defense

Dengan nama aliran KYUSHIN RYU, dibawa ke Indonesia oleh orang yang bernama Mr. Ishikawa.

Sekitar Bulan Juli 1981 jajaran Dewan Pelatih Ju-Jitsu Indonesia melakukan demonstrasi penggunaan teknik beladiri Ju-Jitsu di depan DUTA BESAR Jepang untuk Indonesia. Dimana setelah demo tersebut terbitlah surat pengakuan pada tanggal 27 Juli 1981 dari KEDUTAAN BESAR Jepang di Indonesia bahwa beladiri Ju-Jitsu di Indonesia sudah sesuai dengan aslinya dari jepang

Pada tahun 1999 dengan keluarnya surat Kapolri tanggal 27 September 1999 yang ditanda tangani oleh Kapolri (saat itu Jendral (POL) Roesmanhadi). Memberitahukan kepada seluruh jajaran anggota Polri, bahwa beladiri Polri wajib anggota Polri adalah beladiri Ju-Jitsu.

Saat ini Ju-Jitsu sudah berkembang pesat di Sekolah, Universitas, Instansi Pemerintah, Militer, Swasta dan lainnya.

Menurut catatan literatur kuno di Jepang cara berkelahi yang tertua adalah SUMO atau gulat Jepang. Teknik-teknik membanting dalam Ju-jitsu, karena secara umum teknik membanting dalam Sumo dipakai juga dalam Ju-jitsu.
Pada tahun 230 BC, di Jepang yaitu pada saat pemerintahan Kaisar Suinin telah ada suatu bentuk pertandingan adu kekuatan fisik dan kepada pemenangnya diberi hadiah. Dalam pertandingan itu telah dipakai teknik membanting dan menghimpit (menjepit) tubuh lawan, hal tersebut menunjukkan awal dari timbulnya teknik kuncian, walaupun masih dalam bentuk sederhana yaitu menindih.
Selanjutnya teknik membanting, mengunci, menendang, memukul, menangkis, berkembang seiring perkembangan jamanya di negeri Jepang, tetapi saat itu teknik berkelahi Ju-jitsu hanya dipelajari secara rahasia atau sembunyi-sembunyi dan fanatik di kalangan masing-masing marga atau suku. Ketertutupan dan kerahasiaan cara belajar teknik Ju-jitsu itu baru dapat diketahui untuk dipelajari secara terbuka pada saat jaman pemerintahan Pangeran Teijun tahun 850 – 880, dimana pada tahun-tahun tersebut telah mulai dibuka sekolah-sekolah Ju-jitsu tetapi khusus hanya boleh dipelajari oleh orang-orang Jepang saja.
Menurut cerita legenda sekitar tahun 1300 dikenal seorang tokoh Ju-jitsu di Jepang bernama AKIYAMA, yang telah menciptakan teknik-teknik berkelahi yang hebat dan lebih maju bila dibandingkan dengan beladiri yang ada di Jepang saat itu. Sehingga tahun 1300 tersebut dipandang sebagai tahun kebangkitan Ju-jitsu, walaupun sebenarnya teknik-teknik Ju-jitsu itu telah ada dan tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya teknik-teknik membanting dalam Sumo, tahun 230 BC.
Pada jaman Meiji Restorasi tahun 1868 Ju-jitsu tumbuh dan berkembang dengan pesat di Jepang dan jaman tersebut boleh dikatakan jaman keemasan dan kejayaan Ju-jitsu. Sekolah-sekolah Ju-jitsu didirikan, yang paling terkenal adalah sekolah Ju-jitsu pada saat itu adalah TAKENOUCHI-RYU, SEKIGUCHI-RYU, YAGYU-RYU, YOSHIN-RYU dimana sekolah-sekolah Ju-jitsu tersebut kemudian dipakai sebagai nama aliran dari masing-masing perkumpulan Ju-Jitsu.
Disamping kesembilan sekolah Ju-Jitsu yang terkenal itu masih banyak sekolah-sekolah Ju-jitsu yang lain dengan inti gerakan yang berbeda-beda tiap-tiap sekolah.
Akhirnya dari sekolah-sekolah/aliran-aliran Ju-Jitsu yang ada itu berkembang menjadi bela diri yang baru setelah dikembangkan oleh oreng yang mempelajari pada jaman dahulu untuk membuat bela diri JU-JITSU tersebut menjadi lebih fleksibel. sebagai contoh beladiri baru yang lahir berasal dari Ju-Jitsu adalah JUDO, AIKIDO, HAPKIDO. Walaupun banyak beladiri baru yang berasal dari Ju-Jitsu, Walaupun banyak beladiri baru yang lahir berasal dari Ju-Jitsu, tetapi masih banyak teknik-teknik Ju-Jitsu yang tidak ada/ tidak dimiliki oleh beladiri tersebut, misalnya teknik-teknik bantingan yang dianggap berbahaya, teknik penggunaan pukulan tenaga dalam, teknik memainkan tongkat, pedang, senjata pisau lempar, rantai atau ikat pinggang , tongkat yaware dan teknik tendangan-tendangan terbang loncat ke udara.

jujitsu fighter


KUSHIN RYU JUJITSU INDONESIA (KJI)
Pendiri aliran Kushin Ryu professor Kiyotada Sannosuke Ueshima, mempelajari Konshin-Ryu Yujoyitsu/ Jujutsu dari Kiyotaka Kajei Matsubara. Ia kemudian memformulasikan teknik-teknik dengan menambahkan unsur karate di dalamnya. Teknik-teknik inilah yang akhir menjadi cikal bakal berdirinya aliran (RYU) Kushin pada tahun 1932 (Kushin Ryu Karate Do). Konshin Ryu sendiri awalnya didirikan oleh Taketsuna Fuziwara Rokuro Seki yang diturunkan kepada muridnya langsung, yang bernama Kiyonobu Ichinosuke Yamamoto (pendiri Konshin-Ryu Yujoyitsu)Jujutsu merupakan seni bela diri Jepang yang sangat tua dan merupakan inspirator dalam seni bela diri lainnya. O Sensei Morihei Ueshiba juga ahli dalam bidang Jujutsu. Ia belajar Jujutsu aliran Tenjin Shinyo-ryu dibawah asuhan Tokusaburo Tozawa. Ia juga sempat belajar ilmu pedang aliran Shinkage-ryu di dojo Idabashi. Ia memperoleh Menkyo, sertifikat mengajar bela diri, dari guru bela diri Jujutsu aliran Yagyu-ryu di Osaka, yakni Makasatsu Nakai.Di Hokkaido Ueshiba bertemu dengan Sokaku Takeda, guru bela diri Jujutsu aliran Daito-ryu yang dikenal dengan gaya Aikijutsu, yang dikemudian hari menjadi fondasi utama bela diri AIKIDO. Sementara itu, Prof. Jigoro Kano pendiri beladiri JUDO juga master dalam Jujutsu awalnya belajar jujutsu dari Hachinosuke Fukuda, master Tenjin-Shinyo Ryu Jujitsu. Jigoro Kano berlatih dengan keras di bawah asuhan Master Fukuda. Tahun 1879, setelah sepeninggal Fukuda, Jigoro Kano pada usia 19 th bergabung dengan cabang Jujitsu lain dari Tenjin-Shinyo-Ryu Jujitsu dibawah istruktur Jujitsu yang bernama Masatomo Iso (62 th).KUSHIN RYU JUJITSU INDONESIA (KJI)
Kushin Ryu Jujitsu di Indonesia diperkenalkan pertama kalinya oleh Horyu Matsuzaki di Bandung pada tahun 1967. Dalam perkembangannya, Kushin Ryu lebih berkembang sebagai olah raga beladiri Karate sementara jujitsu hanya diberikan sebagai materi tambahan.Atas inisiatif Shihan Sofyan Hambally, mantan Ketua Dewan Guru PP-KKI periode 2002-2006 dan Arman Hidayat, Ketua Dewan Guru KKI Jabar, teknik Jujitsu kemudian lebih dikembangkan menjadi ajaran pokok melalui wadah Kushin Ryu Jujitsu Indonesia (KJI).

Sejak dibentuk pada April 2010, KJI telah meluluskan 100 anggota sabuk hitam Jujitsu, di mana para lulusannya adalah anggota Masahi KKI yang telah berkiprah lebih dari 20-30 tahun berlatih di KKI.

Ujain pertama diselenggarakan pada 9-10 April 2011 di Padepokan Karang Tumaritis, Lembang. Pelaksanaan ujian DAN I KJI dibuka oleh Kadispora Jawa Barat, mewakili Gubernur Jawa Barat, Ketua Umum KKI Jabar dan Ketua Umum Forki Jabar.

KJI kini sudah berkembang di hampir seluruh wilayah kabupaten dan kota di Jawa Barat.


JUJITSU CLUB INDONESIA (JCI)

Pada masa penjajahan Belanda antara tahun 1930 s.d. 1937 telah ada seorang keturunan Cina yang mengadakan latihan Jiu Jitsu di daerah Jakarta Kota yaitu di suatu tempat yang disebut MOLEN FLIET yang kemudian berubah fungsinya menjadi toko barang antik dengan nama POLIM.

Pada tahun 1948 bapak Ferry Sonneville sudah melatih Jiu Jitsu di Jl. Krekot No. 42 hingga tahun 1955. Pada saat beliau melanjutkan pendidikannya di negeri Belanda pada tahun 1955, kegiatan latihan Jiu Jitsu dilanjutkan oleh M.A. Affendi hingga beliau meninggal dunia pada tahun 1987 sebagai ketua Jiu Jitsu Club Indonesia sedangkan Ketua Umum adalah masih tetap dijabat oleh Bapak Drs. Ferry Sonneville hingga saat ini. Pada sekitar tahun 1955 organisasi Jiu Jitsu masih bersatu dengan Judo dengan nama Jiu Jitsu & Judo Association Djakarta (JAD) yang kemudian diadakan pemisahan organisasi antara Jiu Jitsu dan Judo. Jiu Jitsu Club Djakarta (JCD) pada tanggal 11 Desember 1955. Karena adanya perkembangan Jiu Jitsu di beberapa tempat seperti halnya di Yogyakarta, Purwokerto, Surabaya , Palembang , dan Medan maka nama JCD menjadi Jiu Jitsu Club Indonesia (JCI).

Keberadaan JCI pada saat ini telah mendapat pengakuan dari organisasi Jiu Jitsu International yaitu World Ju Jitsu Federation yang berpusat di Liverpool, Inggris. Terbukti dengan diangkatnya beberapa orang anggota JCI dengan tingkatan DAN V dan DAN IV oleh WJJF.


PORBIKAWA

PORBIKAWA (Persatuan Olahraga Beladiri Ishikawa)didirikan oleh Murid Tunggal Master Yoshen Ishikawa yaitu Bp. Tan Sing Tjay (Soetikno) pada tahun 1949 dengan nama Ishikawa Jiu Jitsu Club.

Perguruan PORBIKAWA telah mengembangkan berbagai teknik beladiri baru yang disesuaikan dengan bangsa Indonesia, misalnya dengan mengkombinasikan teknik-teknik dari beladiri lain kedalam silabusnya dan menciptakan teknik-teknik baru yang lebih sesuai dengan situasi pembelaan diri di Indonesia. Sehingga disebut sebagai perguruan yang independen dan tidak terikat dengan tradisi dari negara asal Jujutsu (Jepang). Pada perkembangannya Jujitsu Porbikawa berafiliasi dengan Karate.


INSTITUTE JUJITSU INDONESIA (IJI)

Beladiri Jiu Jitsu khususnya aliran Kyushin – Ryu( I Kyushin Ryu ) masuk ke Indonesia pada saat sekitar pergolakan Perang Dunia II, yaitu pada tahun 1942 yang dibawa oleh tentara Jepang bernama Ishikawa.

Ishikawa mewariskan ilmunya kepada R. Soetopo yang kemudian menurunkan kepada Drs. Firman Sitompul, Brigjen ( Pol ) Drs. DPM Sitompul SH,MH , Drs. Heru Noercahyo. MM , Drs Bambang Soeprijanto, Mayor ( Pol ) Drs. Heru Winoto. Beliau – beliau inilah penggerak berkembangnya Jiu Jitsu di tanah air hingga kini.

Pada tahun 1981 diadakan demontrasi bela diri Jiu Jitsu di PTIK Jakarta oleh ahli Jiu Jitsu Indonesia yang akhirnya mendapat penghargaan (pengakuan)  dari Kedutaan besar Jepang di Jakarta. Di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian pada tanggal 23 Juni 1982 seorang alumni Mahasiswa PTIK bernama : Kapten Pol. Drs. Adityawarman ( Sabuk Coklat Kyu I ) telah berhasil mempertunjukkan pukulan memakai tenaga dalam Jiu Jitsu terhadap tumpukan batu bata merah sejumlah 34 ( tiga puluh empat ) ± 1,5 Meter dapat dipukul pecah semua dan hal tersebut telah disiarkan lewat televisi pada siaran Hankam.

Mahasiswa – mahasiswa PTIK angkatan XVII / Widya Bhakti pada tingkat sabuk Biru atau Kyu 2, telah mampu memukul pecah susunan batu bata sebanyak 17 ( tujuh belas ) tumpukan dilakukan oleh Kapten Pol A. Simanjutak ( tanggal 2 Nopember 1982 ). Disamping hal tersebut di atas bela diri Jiu Jitsu juga mempunyai tehnik beladiri khusus yang berguna untuk Polisi dan sudah di uji coba di PTIK.


GOSHINBUDO JUJUTSU INDONESIA (GBI)

Goshinbudo Jujutsu didirikan oleh C.A. TAMAN, seorang SHIHAN (Master Instructor/Guru Besar) yang belajar langsung dari RYUSO (pendiri aliran) di Jepang, yaitu GRAND MASTER OTSUKA HIRONORI, dan juga dari SASAKI TAKASHI sensei. Dibawah asuhan Grand Master, Bapak C.A. Taman mempelajari teknik-teknik OKINAWAN KARATE dan JUJUTSU aliran SHINDO YOSHIN-RYU yang digabungkan didalam perguruan WADOKAI.

Bapak Taman mendirikan WADOKAI cabang Indonesia pada tahun 1968, kemudian pada tahun 1997 mengizinkan berdirinya GBI CLUB, dan pada tahun 2004 memerintahkan GBI CLUB untuk memberikan pengajaran JUJUTSU kepada bangsa Indonesia, terutama anggota WADOKAI.

Perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI) berafiliasi dengan JKF-Wadokai (beraliran Wado) dan Sekai Dentokan Renmei (beraliran Hakko-ryu). Goshinbudo Jujutsu Indonesia beraliran Jujutsu tradisional/murni, karena gerakannya didasarkan pada teknik-teknik Jujutsu Jepang sesuai aslinya, tanpa perubahan atau inovasi lokal dari anggota-anggota yang ada di Indonesia.

Di Goshinbudo Jujutsu Indonesia, diajarkan waza (teknik) yang berasal dari Hakko-ryu Jujutsu, Wado-ryu dan Yoshin-ryu Jujutsu.Karena itu Goshinbudo Jujutsu Indonesia disebut sebagai Jujutsu tradisional atau “ortodoks”.

———————————–

Sejarah Jiu-Jitsu

Seni Beladiri Jiu-Jitsu

Jujutsu (bahasa Jepang: 柔術, jūjutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah nama dari beberapa macam aliran beladiri dari Jepang. Tidaklah betul jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu mengacu pada satu macam beladiri saja.

Ju-jitsu mempunyai teori dasar yaitu: “Teori JU” yang mengandung banyak arti,diantaranya adalah : “  Kelemahan atau Kerendahan Diri “. serta ” Konsentrasi dan Seni “.

Jujutsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan “Yawara-gi” atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara “menipu” lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.

Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua “gaya”, yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam “gaya” Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri di zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).

Teknik-teknik Jujutsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik tersebut di atas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).

Aliran Jujutsu yang tertua di Jepang adalah Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi Hisamori. Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu yang didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang didirikan oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama Ryuho pada tahun 1942, dan banyak aliran lainnya.

 

Jujutsu Tradisional dan Non-Tradisional

Di Indonesia, ada beberapa perguruan Jujutsu/Ju-Jitsu yang cukup populer. Di berbagai kota besar dapat dijumpai perguruan-perguruan Jujutsu/Ju-Jitsu, antara lain PORBIKAWA (Persatuan Olahraga Beladiri Ishikawa) yang didirikan oleh Murid Tunggal Master Yoshen Ishikawa yaitu Bp. Tan Sing Tjay (Soetikno)pada tahun 1949 dengan nama :Ishikawa Jiu Jitsu Club. Perguruan Jiujitsu Club Indonesia (JCI) yang didirikan oleh Bp. Ferry Sonneville pada tahun 1953, perguruan Institut Ju-Jitsu Indonesia (IJI) dengan pendiri-pendirinya: Drs. Firman Sitompul (DAN X) dan Prof Irjen Pol Drs. DPM. Sitompul, SH., MH (DAN X) pada tahun 1982, perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI) yang didirikan oleh Bp. Ir. C.A. Taman M.Eng, Nanadan Renshi-Shihan dan Bp. Ben Haryo S.Psi, M.Si, Godan-Shihan pada tahun 1990-an, perguruan Take Sogo Budo yang didirikan oleh Bp. Hero Pranoto pada tahun 1995, dan perguruan Samurai Jujutsu Indonesia (SJJI) yang didirikan oleh Bp. Budi Martadi atau Efer martadi pada tahun 2000.

Perguruan PORBIKAWA, JCI, IJI dan Take Sogo Budo telah mengembangkan berbagai teknik beladiri baru yang disesuaikan dengan bangsa Indonesia, misalnya dengan mengkombinasikan teknik-teknik dari beladiri lain kedalam silabusnya dan menciptakan teknik-teknik baru yang lebih sesuai dengan situasi pembelaan diri di Indonesia. Sehingga disebut sebagai perguruan yang independen dan tidak terikat dengan tradisi dari negara asal Jujutsu (Jepang).

Pendekatan yang berbeda diambil oleh Perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI) berafiliasi dengan JKF-Wadokai (beraliran Wado) dan Sekai Dentokan Renmei (beraliran Hakko-ryu) sedangkan Samurai Jujutsu Indonesia (SJJI) berafiliasi dengan Ninpo Bujinkan Indonesia. Kedua perguruan di atas beraliran Jujutsu tradisional/murni, karena gerakannya didasarkan pada teknik-teknik Jujutsu Jepang sesuai aslinya, tanpa perubahan atau inovasi lokal dari anggota-anggota yang ada di Indonesia. Di perguruan GBI misalnya, diajarkan waza (teknik) yang berasal dari Hakko-ryu Jujutsu, Wado-ryu dan Yoshin-ryu Jujutsu, Sedangkan di perguruan SJJI, diajarkan teknik dari Hontai Takagi Yoshin-ryu Jujutsu, Asayama Ichiden-ryu Jujutsu dan beberapa aliran lainnya. Karena itu kedua perguruan ini disebut sebagai Jujutsu tradisional atau “ortodoks”.

Ciri khas Jujutsu tradisional antara lain adalah tidak memiliki format pertandingan/kompetisi, serta masih menjalin hubungan dengan hombu dojo (dojo induk) yang ada di negara asal Jujutsu, yaitu Jepang. Sedangkan Jujutsu modern (seperti Gracie Jiu-Jitsu dari Brasil) biasanya menekankan pada pertandingan/kompetisi dan sudah tidak memiliki hubungan keorganisasian dengan negara asalnya (Jepang).

Beberapa orang ahli Jujutsu di luar Jepang ada yang mengembangkan aliran seni beladirinya sendiri, yang kemudian diberi nama Jujutsu untuk menjelaskan bahwa walaupun aliran tersebut diciptakan diluar Jepang, namun awalnya berasal dari beladiri Jepang. Beladiri Ketsugo Ju-Jitsu ( Jujutsu) misalnya, diciptakan sendiri oleh Prof. Harold Brosious dari USA setelah mempelajari Jujutsu Jepang dan melakukan berbagai pengembangan. Demikian juga dengan Small Circle Ju-Jitsu yang diciptakan oleh Prof. Wally Jay.

Beladiri Ju-Jitsu Kyushin Ryu di Indonesia

Bela diri Jiu-Jitsu khususnya aliran Kyushin-Ryu masuk ke Indonesia pada masa pergolakan Perang Dunia II (1942) dibawa oleh seorang tentara Jepang yang bernama ISHIKAWA. Karena itu Jiu-Jitsu Indonesia (IJI) dikenal dengan aliran I-Kyushin-Ryu.

Ishikawa kemudian mewariskan ilmunya kepada R. Sutopo (Ponorogo) yang kemudian diturunkan kepada kelima muridnya yaitu Drs. Firman Sitompul (Dan X), Brigjen(Plo) DPM Sitompul, SH, MH (Dan VIII), Drs. Heru Nurcahyo (Dan VII), Drs. Bambang Supriyono (Dan VI), dan Drs. Heru Winoto (Dan V). Kelima murid inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya Jiu-Jitsu di Indonesia. Sebelum dibentuk organisasi “Institut Jiu-Jitsu Indonesia (IJI)”, Jiu-Jitsu dikenal dengan sebutan perkumpulan bela diri “Bantaran Angin” yang berpusat di Ponorogo. <— Membanggakan bukan?

Untuk mengembangkan Jiu-Jitsu ke seluruh Indonesia maka kemudian pusat pengembangan Jiu-Jitsu dipindahkan ke Jakarta. Di sinilah dibentuk suatu organisasi resmi dan berbadan hukum yang bernama “Institut Jiu-jitsu Indonesia” disingkat “IJI”. tepatnya tanggal 8 Desember 1981.

Pada tahun itu juga saat diadakan demonstrasi bela diri Jiu-Jitsu di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Jiu-Jitsu berhasil mendapatkan penghargaan serta pengakuan dari Kedutaan Besar Jepang.

Hingga saat ini Jiu-Jitsu telah menjadi bela diri resmi di POLRI dan juga berbagai kesatuan militer seperti KOPASSUS, KOSTRAD, PASPAMPRES, PUSDIKKES MARINIR dll. Jiu-Jitsu juga dikembangkan di sekolah-sekolah, instansi swasta maupun instansi pemerintah, juga di perguruan tinggi.

Disamping itu Jiu-Jitsu Indonesia (IJI) telah tergabung dalam induk organisasi Jiu-Jitsu Dunia yaitu World Council of Jiu-JItsu Organisation (WCJJO) yang berpusat di London. Jiu-Jitsu Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam pertandingan Jiu-Jitsu Dunia (Jiu-Jitsu World Championship) pada tahun 2004.

 

Perguruan Jujitsu di Indonesia

Ada banyak organisasi Jiu-Jitsu (Jujutsu) di Indonesia, dimana yang tertua adalah Jiujitsu Club Indonesia (JCI) yang didirikan oleh alm. Bp. Ferry Soneville pada tahun 1950. Bp. Soneville juga dibantu oleh Bp. M.A. Affendi dan beberapa ahli beladiri lainnya saat merintis perguruan beliau. Perguruan ini sampai sekarang (2007) masih aktif dibawah pimpinan Bp. Prayitno, seorang pebeladiri senior yang sempat tinggal lama di Australia dan belajar dibawah bimbingan Mr. Jan de Jong, seorang murid langsung dari grandmaster Minoru Mochizuki.

Sebelum kemerdekaan Indonesia, yaitu pada masa penjajahanxcb Belanda, tepatnya tahun 1920an, di Jawa Tengah ada tercatat perguruan Tsutsumi Hozan-ryu Jujutsu yang diasuh oleh keluarga Saito (Mr. Jan de Jong tercatat sebagai anggota perguruan ini), dan perguruan Jujutsu jalan Kranggan Surabaya yang diasuh oleh Mr. Isuki Watanabe. Namun kedua perguruan ini tidak aktif lagi semenjak perang dunia ke II, walaupun masih ada murid-murid perguruan tersebut yang tetap setia mengajarkan Jujutsu diluar Indonesia.

Selepas perang dunia ke II, beberapa tokoh Judo yang juga menguasai Jujutsu mengajarkan beladiri Jujutsu sebagai bagian dari teknik self-defense yang diajarkan kepada murid-murid Judo. Di antara guru-guru tersebut adalah Mr. Seichi Makino dan Mr. Dick Schilder, keduanya mengajarkan Jujutsu di Pulau Jawa.

Perguruan Jujutsu era-70 sampai sekarang

Pada era 1970an, beberapa orang pemuda Indonesia yang dulu berlatih di luar negeri dan kembali ke Indonesia turut meramaikan khasanah kekayaan seni beladiri Jujutsu di Indonesia, antara lain adalah Bapak C.A. Taman yang kemudian mendirikan perguruan Wadokai pada tahun 1972 dan turut membidani kelahiran perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI) pada tahun 1997. C.A. Taman adalah satu-satunya putra bangsa Indonesia yang sempat berlatih langsung dengan grandmaster Hironori Otsuka, sang pewaris ke 4 dari aliran Shindo Yoshin-ryu Jujutsu dan pendiri aliran Wado-ryu Karate. Ben Haryo, yang sekarang menjadi instruktur kepala (wakil guru besar) untuk GBI, adalah murid langsung beliau. Selain Ben Haryo, orang lain yang berjasa kepada perkembangan GBI adalah Saleh Jusuf, seorang ahli beladiri yang lama tinggal di Negeri Belanda, dan semasa tinggal disana sempat mempelajari Judo dari Mr. Willem Ruska (juara Olympiade), Jujutsu dari Mr. John Phillips dan Sambo (gulat Rusia) dari Mr. Chris Doelman.

GBI di Indonesia dikenal sebagai organisasi “kosmopolitan” karena sering menerima murid dari kalangan orang asing, dan berafiliasi dengan banyak guru besar Jujutsu yang berada di luar negeri. Nama-nama seperti Prof. George Kirby (American Jujutsu Association,USA), Prof. Harold Brosious (Ketsugo Jujutsu USA) dan Col. Roy Hobbs (Sekai Dentokan Renmei) masih tercatat sebagai anggota dewan penasehat GBI. Aliran Dentokan Aiki Jujutsu yang diajarkan oleh Col. Roy Hobbs, disebarkan di Indonesia oleh Bp. Ben Haryo, dan diajarkan sebagai salah satu aliran Jujutsu yang berada dalam ruang lingkup GBI Club.

Pada bulan Maret 2009, Col. Roy Hobbs mengutus Mr. Andy Roosen (DAN-5) untuk mengunjungi markas GBI di Jakarta dan melakukan seminar kecil untuk beladiri praktis (Goshin Jutsu dan Aiki Jujutsu), latihan gabungan, penyeragaman teknik dan perbandingan hasil riset, sekaligus merayakan ulang tahun GBI dan meresmikan GBI sebagai Dentokan Indonesia, dibawah pimpinan Ben Haryo sebagai pelatih resmi pertama di Indonesia, dan tercatat dalam sejarah sebagai murid pertama Col. Roy Hobbs di Asia Tenggara.

Col. Hobbs sendiri mempelajari seni beladiri Aiki Jujutsu tersebut dari guru besar Okuyama Ryuho (dari aliran Hakko-ryu) dan Irie Yasuhiro (dari aliran Kokodo-ryu) di Jepang pada tahun 1980an-1990an sampai dinobatkan sebagai Shihan (Master Instructor) oleh guru besar Ryuho Okuyama dan Menkyo Kaiden (sudah menamatkan seluruh pelajaran dalam perguruan) oleh guru besar Irie Yasuhiro.

Mulai tahun 2011, GBI Club juga mulai mengajarkan materi Jujutsu Gyakute-Do dibawah bimbingan guru besar Makoto Kurabe dari Jepang dan guru Steven Vaes (warga Belgia).

PORBIKAWA-KARATEDO INDONESIA Selain nama-nama di atas, tidak dapat dilupakan keberadaan perguruan PORBIKAWA (Persatuan Olah Raga Beladiri Ishikawa) yang didirikan oleh murid langsung dari Master Yoshen Ishikawa, yaitu Bp. Tan Sing Tjay (Soetikno) pada tahun 1949 dengan nama perguruannya : ” Ishikawa Jiu jitsu Club ” di Surabaya. Selain Soetikno belajar ilmu tsb.di atas, memang sejak masa kanak-kanaknya telah menggemari ilmu silat ( Kun Tao ) sejak usianya baru 10 tahun, ia telah pula ikut-ikut belajar ilmu silat Kun Tao tsb dari 2 orang guru Kun Tao-nya dari aliran-aliran yang berbeda.

Menurut Soetikno, Ilmu Silat atau Ilmu beladiri tidaklah sempurna apabila orang hanya mampu membela diri dengan salah satu jenis aliran saja, oleh karena dalam suatu perkelahian tidak bakal hanya terjadi pukul-memukul atau bergumul belaka, melainkan akan terjadi segala bentuk gerakan tehnik perlawanannya, apakah itu pukulan, tendangan maupun pergumulan dsb.

Sejak berkembang pesatnya pada tahun 1963, maka club tersebut diubah namanya untuk menyesuaikan dengan isinya yang ada saat itu, maka dinamailah PORBIKAWA dari singkatan:Persatuan Olah Raga Beladiri Ishikawa, adalah pencantuman nama gurunya dengan mengingat jasa-jasanya yang pernah menganjurkan agar Soetikno belajar tehnik beladiri yang lain selain Jiu Jitsu, agar Soetikno lebih mendapat pandangan luas dalam bidang seni beladiri, karena ilmu yang manapun saja pasti akan terus berkembang tanpa hentinya seirama dengan kemajuan zaman.

Pada tahun 1972, PORBIKAWA mendapat undangan dari konggres PORKI (Belum FORKI) di Jakarta dan telah hadir 24 Aliran seni beladiri Karate se-Indonesia. Kongres itu telah berhasil membentuk suatu wadah besar Bernama Federasi OlahRaga Karate-Do Indonesia (FORKI)dan menampung seluruh aspirasi aliran dan PORBIKAWA berubah menjadi PORBIKAWA KARATE-DO INDONESIA hingga sekarang ini. Perguruan ini sampai sekarang masih eksis, dan berpusat di Surabaya.

Perguruan Jujutsu lainnya yang masih eksis di Indonesia adalah Take Sogo Budo yang dipimpin Hero Pranoto, dan KYUURAI yang dipimpin oleh Sensei Darmawan.Perguruan Kyuurai Jujitsu dirintis pertama kali di Gelanggang Generasi Muda Bandung tahun 2000. Berkembang di Universitas Katolik Parahyangan Bandung yang dirintis oleh Renshi Ichi-Dan Yosafat Tunjung, Bulungan, Jakarta Selatan, dirintis oleh Sempai Tagor Ricardo, Sempai Beverly Charles, dan Sempai Ira Hutabarat ,dikembangkan di Batamindo-Batam Kep.Riau dirintis oleh Dr. John Sulistiawan, bersama dengan Renshi Ichi-Dan Khufran Hakim Noor dan Rizka Billitania.Aliran Kyuurai menitik beratkan pada pemahaman dan filosofi gerak koshi no mawari yang langka.Dan sistem pengobatan yang berdasarkan pada Kokyu-ho dan pengaturan pola makanan dengan buah-buahan dan sayuran.

Selain itu tidak boleh dilupakan bahwa aliran Kushin Ryu Jujutsu yang diajarkan oleh Mahaguru Horyu Matsuzaki juga diajarkan sebagai bagian dari silabus perguruan Kushin Ryu M Karatedo Indonesia, oleh murid-murid beliau yang berkebangsaan Indonesia, yaitu (alm) Bp. Alibasyah ayahhanda Bp. H. Sofyan Hambally dari Dojo Kopo Bandung. Sepeninggalnya Bp. Alibasyah, praktis tongkat pengembangan Kushin Ryu dilakukan oleh Shihan Sofyan Hambally. Saat ini, mantan Ketua Dewan Guru PP-KKI itu mengembangkan dan memfokuskan pelatihan jujitsu melalui wadah komunitas KUSHIN RYU JUJITSU INDONESIA (KJI)” bersama Sensei Arman Hidayat, Ketua Dewan Guru KKI Jawa Barat.

Dari tinjauan di atas dapat kita lihat bahwa di Indonesia ada cukup banyak perguruan seni beladiri Jujutsu dengan berbagai alirannya.

Seni beladiri Jujutsu di Indonesia belum mencapai kemajuan yang pesat dan mencapai popularitas seperti dialami oleh beladiri lainnya, karena di Indonesia belum ada wadah yang dapat menjadi ajang silaturahmi dan kerjasama semua perguruan Jujutsu yang ada, tidak seperti Pencak Silat yang dapat bersatu lewat IPSI nya dan Karatedo yang dapat bersatu lewat FORKI. Jika perguruan-perguruan Jujutsu yang berbeda-beda aliran di Indonesia dapat mencapai kata sepakat untuk membentuk suatu wadah persatuan dan kerjasama, dimana semua perguruan bisa duduk sebagai mitra yang sejajar dan saling menghormati, maka perkembangan beladiri Jujutsu di Indonesia tentu tidak akan kalah kemajuannya dengan olahraga beladiri Jepang lainnya.

Salah satu perguruan Jujutsu di Indonesia yang cukup sukses dan berhasil memiliki anggota dalam jumlah besar adalah dari aliran Kyushin Ryu. Jiu-Jitsu aliran “Kyushin Ryu” yang kabarnya masuk ke Indonesia pada masa pergolakan Perang Dunia II (1942) di bawa oleh seorang tentara Jepang yang bernama Ishikawa. Karena itu Jiu-jitsu Indonesia (skrg. IJI-Institut Jiu-Jitsu Indonesia) dikenal dengan aliran I Kyushin Ryu.

Ishikawa kemudian mewariskan ilmunya kepada R. Sutopo (seorang ahli Silat dari BANTAR ANGIN Ponorogo) yang kemudian diturunkan kepada kelima muridnya yaitu Drs. Firman Sitompul(Dan X),Prof. Irjen(Pol)Drs. DPM Sitompul, SH, MH(Dan X), Drs. Heru Nurcahyo (Dan VIII), Drs. Bambang Supriyanto (Dan VI), dan Drs. Heru Winoto (Dan V). Kelima murid inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya Jiu-Jitsu aliran IJI di Indonesia. Salah satu penerusnya adalah Drg. Poul DH Sitompul, M.M (Dan IV) yang langsung belajar dari kedua pamannya (Drs. Firman Sitompul, Dan X dan Prof. Irjen. Drs DPM Sitompul, SH., MH., Dan X)Perguruan IJI hanya mengajarkan aliran Ju-Jitsu hasil karya Raden Sutopo dan tidak mengajarkan aliran Ju-Jitsu lainnya. Sedangkan ilmu warisan dari Master Ishikawa yang sesuai bentuk aslinya diajarkan di perguruan PORBIKAWA yang sekarang masih eksis di Surabaya.

Untuk mengembangkan Jiu-Jitsu hasil karya Bp. Sutopo ini ke seluruh Indonesia maka kemudian pusat pengembangan Ju-Jitsu dipindahkan ke Jakarta. Di sinilah dibentuk suatu organisasi resmi dan berbadan hukum yang bernama ” Institut Jiu-Jitsu Indonesia ” disingkat ” IJI “, tepatnya tanggal 8 Desember 1981.

Pada tahun itu juga saat diadakan demonstrasi bela diri Jiu-Jitsu aliran IJI di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Jiu-Jitsu Indonesia aliran IJI berhasil mendapatkan surat penghargaan dari staf Kedutaan Besar Jepang, Mr. Keiji Iwasaki & Mr. Yuji Hamada.

Hingga saat ini Jiu-Jitsu aliran IJI telah masuk di POLRI dan juga di berbagai kesatuan militer seperti KOPASSUS, KOSTRAD, PASPAMPRES, MARINIR dll. Jiu-Jitsu juga dikembangkan di sekolah-sekolah, instansi-instansi pemerintah maupun swasta dan juga di perguruan tinggi.

Menurut para praktisi Jiu-Jitsu aliran IJI ini, Secarah harfiah kata Jiu atau Ju di dalam IJI berarti lentur atau fleksibel dan kata Jitsu atau Jutsu berarti teknik atau cara/metode. Maka Ju-Jitsu berarti bela diri yang fleksibel. Jiu-Jitsu IJI karena merupakan kombinasi bermacam-macam teknik dari berbagai sumber, maka ajarannya pun beragam; ada teknik keras ada juga teknik lembut/halus, ada teknik menyerang ada teknik bertahan, ada teknik menggunakan kekuatan fisik ada pula dengan tenaga dalam dan pernapasan, serta banyak teknik tangan kosong dan teknik menggunakan senjata. Apalagi para anggota IJI jika sudah mencapai sabuk hitam maka dianjurkan untuk meriset/mengembangkan sendiri teknik-teknik dasar IJI, termasuk juga dapat mengambil teknik dari beladiri lain, sehingga memperkaya perbendaharaan teknik di IJI.

Intinya Jiu-Jitsu versi IJI menghalalkan segala cara agar dapat menguasai lawan. Sehingga dapat dikatakan bahwa Jiu-Jitsu versi IJI adalah teknik bertarung bebas, jadi bukanlah sport. Akan tetapi dalam masa modern ini Jiu-Jitsu IJI juga mulai marak menggiatkan Sport Jiu-Jitsu sehingga muncul banyak sekali even-even pertandingan Ju-Jitsu IJI yang berskala Nasional. Oleh karena itu, IJI adalah pelopor pertandingan Sport Ju-Jitsu di Indonesia, yaitu pertandingan internal IJI sendiri (tidak diikuti oleh perguruan lain) dengan peraturan yang hanya berlaku untuk anggota IJI.

Adalah lazim bagi perguruan-perguruan Jujutsu yang independen untuk membuat peraturan pertandingan sendiri, karena belum ada badan dunia yang secara aklamasi dipilih oleh semua perguruan Jujutsu untuk mensyahkan peraturan yang disepakati bersama. Bahkan di negara-negara besar di dunia Internasional menggunakan standar nasionalnya masing-masing, misalnya di Amerika antara lain menggunakan standar American Jujutsu Association [www.americanjujitsuassociation.org] sedangkan di Eropa antara lain menggunakan standard European Budo Council. Namun sejak tahun 1998 sudah mulai ada kemajuan yang signifikan dengan berdirinya Ju-Jitsu International Federation (JJIF).

Ju-Jitsu International Federation (JJIF)

Sejak tahun 1980an sudah ada wacana untuk menjadikan Jujutsu/Ju-Jitsu sebagai sebuah cabang olahraga Olympiade. Oleh karena itu, pada tahun 1998, atas prakarsa persatuan-persatuan di Eropa berdirilah Ju-Jitsu International Federation (JJIF) sebagai badan dunia yang mengatur dan meregulasi cabang olahraga Sport Ju-Jitsu. Perlu dicatat bahwa JJIF hanya berwewenang atas pertandingan Sport Ju-Jitsu saja dan tidak punya wewenang atas seni beladiri Jujutsu secara keseluruhan.

JJIF adalah anggota dari International World Games Association (IWGA) dan General Association of International Sport Federations (GAISF), serta sedang memperjuangkan agar Sport Ju-Jitsu versi JJIF ini dapat menjadi cabang olahraga Olympiade. JJIF didukung terutama di Eropa oleh negara-negara besar seperti Denmark, Sweden dan Jerman, sedangkan di Asia didukung terutama oleh Korea Selatan dan Pakistan. Pada tahun 2009, Sport Ju-Jitsu akan menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di 1st Asian Martial Arts Games yang telah dilangsungkan pada tanggal 25 April sampai 5 Mei 2009 di Bangkok, Thailand, serta menjadi cabang eksibisi pada Asian Indoor Games yang dilangsungkan bulan November 2009

“Tehnik-tehnik pembelaan diri dalam Ju-jitsu”

Ju-jitsu mempunyai 4 tehnik pembelaan diri :

1. Tehnik Lemparan/Bantingan = Nage-Waza

2. Tehnik Kuncian = Kansetsu-Waza (Katame-wasa)

3. Tehnik Kaki/Tendangan = Ashi-Waza

4. Tehnik Tangan/Pukulan = Te – Waza

Tehnik Nage-Waza dibagi 2 bagian menurut sikap dan cara melakukannya yaitu :

1. Tachi – Waza   = Tehnik bantingan dalam sikap berdiri

2. Sutemi – Waza = Tehnik bantingan dalam sikap berbaring

Tehnik Kansetsu-Waza (Katame-waza) di bagi 3 bagian :

1. Osae – Waza    = Tehnik kuncian (menekan) setelah lawan dalam sikap terjatuh (terlentang)

2. Shime – Waza  = Tehnik kuncian badan atau leher lawan dengan mempergunakan tangan atau kaki

3. Ude – Gatame  = Tehnik kuncian dengan siku sipenyerang dalam keadaan lurus

Kita mempelajari Ju-jitsu harus memperhatikan Dasar-dasar dan Inti yang terkandung dalam   Ju-jitsu,sehingga seorang Ju-jitsu dapat menggunakan beladiri Ju-jitsu dengan sempurna dan baik.

Dasar – dasar Ju-jitsu :

1. memanfaatkan tenaga lawan dengan sebaik-baiknya.

2. Memperhatikan daerah lemah lawan.

3. Memecahkan timbang badan lawan.

4. Mengalihkan konsentrasi lawan.

5. mengadakan serangan yang menentukan.

Inti Ju-jitsu

Ju-jitsu adalah koordinasi dari :

1. Konsentrasi.

2. Pernapasan.

3. Ketenangan.

4. Kecepatan.

5. Gerakan.

“Simbol ( Lambang ) Medan Ju-jitsu Club”

Simbol/lambang dalam Ju-jitsu dibagi 3 bagian :

1. Tangan     – melambangkan seorang Ju-jitsu  selalu ingin damai .

2. Padi         – Melambangkan Semakin berisi semakin merunduk .

3. Cemara    – Melambangkan Kelamah lembutan dan selalu mengikuti tenaga lawan

Simbol dalam Ju-jitsu berbentuk Bulat ( lingkaran ) dan mempunyai warnaMerah dan Putih.

Warna Putih = Suci/bersih

Warna Merah = berani

Dan lingkaran berbentuk bulat = Bumi (alam) = Selalu mengikuti hukum alam

“PENGHORMATAN dalam JU-JITSU”

Penghormatan dalam Ju-jitsu ada 2 cara yaitu :

1. RHITSU – REI   = Penghormatan dalam sikap berdiri.

2. ZAREI              = penghormatan dalam sikap Duduk.

” Sejarah Singkat “

Terjadinya nama Ju-jitsu adalah permulaan abad ke-17 yakni tahun 1650, pada tahun itu seorang Tiongkok yang bernama TAN GUAN PIN membawa tehnik Ju-jitsu ke YEDO ( TOKYO – sekarang ) . Dan disitulah dia mengajarkan tehnik itu kepada kaum samurai di jepang.

Kaum Samurai adalah:Suatu golongan Pahlawan di jepang pada zaman dahulu.

Dan akhirnya dari muridnya terpilih 3 Orang ahli Ju-jitsu

yakni :

1. MIURA YOSHIKATSU

2. FUKONO MASAKATSU

3. ISOGAI JIRO ZAIMON

Antara mereka bertiga : Miura & Fukono menciptakan sistim Ju-jitsu yang baru,dengan menurut faham masing-masing.

Selain dari mereka berdua ada juga orang lain yang dapat menciptakan sistim masing-masing ,yaitu diantaranya :

1. TAKENO HISOMORI ( TAKENOCHI RYU )

2. INUYAMA NAGAKATSU ( KYUSIN RYU )

3. SEKIGUCHI JUSHIN ( SEKIGUCHI RYU )

4. SHIBUKAWA BANGORO ( SHIBUKAWA RYU )

5.TERADA MASASHIGE ( KITO RYU )

6. ISO MATAUEMON ( TENJIN SHINYO RYU )

7. AKIYAMA SHIRO YOSHITOKI ( YOSIN RYU )

Tetapi diantara mereka AKIYAMA SHIROBEI YOSHITOKI yang termasyur, Akiyama adalah seorang Dokter Jepang dan mulanya Ia mempelajari Ju-jitsu sewaktu Ia pergi ke Tiongkok untuk menyempurnakan ilmu Kedokteran Ia pun mempelajari ilmu ju-jitsu dari seorang Tiongkok yang bernama PAO TIEN, dari Pao Tien ia dapat mempelajari lebih banyak lagi tehnik-tehnik Ju-jitsu dengan bermacam-macam fariasi.

Sesudah Akiyama kembali ke Jepang Ia mengajari kepada orang apa yang didapatkanya dari Pao Tien. Tetapi Akiyama masih merasa kurang puas dengan apa yang sudah di dapatkanya dari Pao Tien,maka dia pergi ke DAIZU SHRINE ( rumah ibadah di Jepang ) untuk menyembah kepada Tuhan supaya Ia diberi suatu akal agar dapat memajukan dan mengembangkan Ju-jitsu.

Pada suatu musim dingin Ia melihat pohon WILLOW dan pohon CHERRY yang berada dimuka Shrine itu. Pohon cherry itu telah patah dahannya,karena pohon itu menerima timpahan salju yang berat melekat pada dahannya.sedangkan pohon WILLOW tidak dapat di rusak oleh salju,karena salju tidak dapat melekat pada dahannya yang sangat lunak.

Dari pohon WILLOW inilah Akiyama mengambil kesimpulan bahwa :

Kelemahan/Kelembutan dapat mengalahkan kekuatan/kekerasan.

melihat ke dua pohon inilah Akiyama berinisiatif menciptakan 400 macam tehnik Ju-jitsu berdasarkan sifat yang ada pada pohon WILLOW, yaitu:

Kelemahan dapat mengalahkan kekuatan,pada sistim yang baru diciptakanya nama yaitu YOSHIN – RYU dan Ia sendiri lansung membuka sekaloah di jepang,Dan akhirnya Ju-jitsu berkembang pesat di Jepang.

Tetapi sampai abad ke 19 yaitu pada zaman ” MEIJI” (tahun 1867) Ju-jitsu yang telah menjadi suatu kesenian dan kebudayaan pusaka jepang hampir di lupakan karena pengaruh aliran zaman modern yang berasal dari negeri barat.

Tetapi pada masa itu seorang Profesor yang bernama JIGOROKANO sangat tertarik untuk dapat mempelajari Ju-jitsu,

Profesor JIGOROKANO lahir pada Oktober 1859 di Hyogohen sewaktu kecil badan beliau sangat lemah dan tidak sehat,oleh karena itu beliau selalu beriktiar supaya badannya dapat kuat dan sehat. Walau dalam pelajaran yang lain tidak dikalahkan oleh orang, tetapi jika beradu tenaga selalu saja beliau mengalami kekalahan .

Untuk memperoleh kesehatan dan kekuatan Prof. Jigorokano tertarik untuk mempelajari Ju-jitsu.Tetapi pada zaman itu sangat sukar mencari guru Ju-jitsu karena baru saja zamannya berubah, serta rakyat jepang semuanya asyik mengambil kebudayaan modern dari Negeri Barat serta tak seorangpun peduli pada kesenian dan kebudayaan Klasik ini. akhirnya atas usaha keras Jigorokano tersebut Ia berhasil juga menemukan seorang Guru Ju-jitsu yang bernama FUKUDA – HACHI NOSUKE yang mempunyai sistim/aliran TENJIN SHINYO RYU .

Tetapi baru saja Jigorokano 2 tahun belajar guru tersebut Meninggal dunia,kemudian Jigorokano belajar pada Guru lain yang bernama ISOMASATHOMO yang mempunyai sistim/aliran yang sama dengan Gurunya yang pertama .

Selanjutnya Ia menyambung pelajaran Ju-jitsu pada Guru yang bernama IIKUBO TSUNETOSI. Dan pada tahun 1881 beliau menamatkan pelajaran Ju-jitsu pada Guru tersebut. Pada tahun 1882 Prof.Jigorokano membuka sekolah Ju-jitsu terhadap masyarakat umum di jepang. Setelah berapa lama Jigorokano mengajarkan Ju-jitsu kepada masyarakat di jepang, akhirnya Jigorokano menukar nama Ju-jitsu menjadi JUDO, dengan diberi teori-teori baru. sehingga Judo menjadi “SPORT” yang hingga kini berkembang di seluruh Dunia. Tetapi pada zaman itu Ju-jitsu yang mempunyai sistim/aliran TENJIN SHINYO RYU dan TOTSUKA YOSHIN RYU sangat menentangnya,sehingga sering terjadi pertentangan-pertentangan antara mereka.

Thankz For Your Visit

————————-
Salam olahraga,Ini adalah kehormatan besar saya untuk menyambut Anda atas nama Sekretariat Bersama Jujutsu Seluruh Indonesia melalui situs web resmi dari organisasi kami.Dibuat hampir satu abad yang lalu, hingga kini Olahraga Jujutsu telah dikenal sebagai seni bela diri tradisional dan segera diakui  di Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga prestasi (Olympic Sport) yang efektif  dan digemari di seluruh dunia.Hingga kini, semua orang yang mempelajari Olahraga Jujutsu baik muda, Tua, dewasa dan anak-anak telah disatukan oleh filosofi Jujutsu yang berdasarkan pada keadilan, disiplin, saling menghormati, dan kekuatan tubuh. Filosofi ini memungkinkan praktisi Jujutsu dapat memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat.Tujuan utama  Sekretariat Bersama Jujutsu Seluruh Indonesia dan website ini tidak hanya perkembangan Jujutsu, tetapi juga untuk menyediakan sebuah jembatan antara bangsa dan budaya di salah satu negara yang paling padat dan beragam.

Harapan kami dengan keberadaan media ini, Sekretariat Bersama Jujutsu Seluruh Indonesia dapat memberikan sumbangih terhadap eksistensi dan kemajuan Jujutsu di Tanah Air khususnya di Wilayah kota-kota besar di Indonesia.

Hormat Kami,
Team Sekretariat Bersama Jujutsu Seluruh Indonesia

37 responses to “OLAHRAGA SENI BELADIRI JIU-JITSU INDONESIA

    • Alamat:
      Gedung KONI JL Trikora No:4 Yogyakarta

      Contact Person:
      – Alamsyah – Hp. 081359380611
      (Ketua Pengurus Cabang Jogja)
      – Yogi Yuwono – Hp. 08156853683
      (Ketua Pengurus Cabang Klaten)

    • Quote:Original Posted By Primbon123 ►
      kalo pingin latihan jujitsu di jogja tempatnya dimana ya suhu2 ?

      mohon pencerahannya

      di jogja di gedung KONI, gan… (kalo belum pindah)
      dulu ane waktu masih kul sering latihan di Poltekkes Jogja…

  1. salam….
    tolong infonya untuk IJI di kota Sidoarjo (Jawa Timur) lokasinya dimana nih… udah setahun nyari gak ketemu…

    • JIU-JITSU
      1. Aikijujutsu & Take Sogo Budo Jujutsu
      Sarono Jiwo 25 (daerah Prapen). Latihan setiap Selasa Pukul 19.00.
      Dojonya Take Sogo Budo.
      2.Manyar Kertoarjo (Hombu Dojo)
      3. STIKOM Jiu Jitsu Academy adalah salah satu dojo di Surabaya yang beraliran IJI (Institut Jiu Jitsu Indonesia).
      Dilatih oleh Sensei Donny yang sangat berpengalaman dalam beladiri Jiu Jitsu (Jiu Jitsu aliran IJI, Take Sogo Budo, Aiki Jiu Jitsu)
      Jl. Raya Kedung Baruk 98
      Waktu : Rabu, pukul 18.30 dan Sabtu, pukul 16.00
      Uang Pendaftaran : Rp. 20.000
      Iuran Bulanan : Rp. 30.000

      Untuk pendaftaran, langsung aja datang pada waktu latihan. Atau email [email]KhaisyarYudha@gmail.com[/email]
      4. Dojo Ubaya (Universitas Surabaya) (kalirungkut)
      Selasa, Kamis, Sabtu
      16.00 – 19.00
      Kampung Ormawa UBAYA

    • Yth, Echi,,Di DKI Jakarta dan sekitarnya, kami mempunyai beberapa DOJO (Kelompok Latihan), bagi yang berminat silahkan menghubungi:

      Jakarta Barat: Dojo Indonusa Esa Unggul
      (Bapak Trisno, 0812-100-88007).
      Jakarta Pusat: Dojo YAI (Depan RSCM)
      (Bapak Ben Haryo, 0817-6908796)
      Jakarta Timur dan Utara: Dojo Cempaka Putih
      (Webmaster, Abraham, 085691777038)
      Jakarta Selatan: Dojo TRAKINDO Cilandak
      (Bapak Bambang, 0812-1067776)
      terima kasih
      sumber : GBI CLUB

      • Selamat siang, saya berminat ikut seni beladiri JIU-JITSU,
        berapah biaya per bulan dan hari apa sajah latihannya.

        terima kasih atas jawabannya

      • Yth, mr .yeyen,,Di DKI Jakarta dan sekitarnya,Dojo (Kelompok Latihan), bagi yang berminat silahkan menghubungi:

        Jakarta Barat: Dojo Indonusa Esa Unggul
        (Bapak Trisno, 0812-100-88007).
        Jakarta Pusat: Dojo YAI (Depan RSCM)
        (Bapak Ben Haryo, 0817-6908796)
        Jakarta Timur dan Utara: Dojo Cempaka Putih
        (Webmaster, Abraham, 085691777038)
        Jakarta Selatan: Dojo TRAKINDO Cilandak
        (Bapak Bambang, 0812-1067776)
        terima kasih

    • Yth, Roland,,Di DKI Jakarta dan sekitarnya, kami mempunyai beberapa DOJO (Kelompok Latihan), bagi yang berminat silahkan menghubungi:

      Jakarta Barat: Dojo Indonusa Esa Unggul
      (Bapak Trisno, 0812-100-88007).
      Jakarta Pusat: Dojo YAI (Depan RSCM)
      (Bapak Ben Haryo, 0817-6908796)
      Jakarta Timur dan Utara: Dojo Cempaka Putih
      (Webmaster, Abraham, 085691777038)
      Jakarta Selatan: Dojo TRAKINDO Cilandak
      (Bapak Bambang, 0812-1067776)
      terima kasih
      sumber : GBI CLUB

    • Yth, mr .andre,,Di DKI Jakarta dan sekitarnya,Dojo (Kelompok Latihan), bagi yang berminat silahkan menghubungi:

      Jakarta Barat: Dojo Indonusa Esa Unggul
      (Bapak Trisno, 0812-100-88007).
      Jakarta Pusat: Dojo YAI (Depan RSCM)
      (Bapak Ben Haryo, 0817-6908796)
      Jakarta Timur dan Utara: Dojo Cempaka Putih
      (Webmaster, Abraham, 085691777038)
      Jakarta Selatan: Dojo TRAKINDO Cilandak
      (Bapak Bambang, 0812-1067776)
      terima kasih

  2. Saya suka tulisan ini. Tapi sayang saya belum pernah lihat langsung orang berlatih jujutsu. Saya adalah praktisi beladiri shorinji kempo (kenshi). Saya membaca teknik yg ada di jujutsu adalah mempunyai konsep yg serupa. Mudah2an jujutsu berkembang dan populer di Indonesia. Jayalah Jujutsu.

    • Yth, mr .andre,,Di DKI Jakarta dan sekitarnya,Dojo (Kelompok Latihan), bagi yang berminat silahkan menghubungi:

      Jakarta Barat: Dojo Indonusa Esa Unggul
      (Bapak Trisno, 0812-100-88007).
      Jakarta Pusat: Dojo YAI (Depan RSCM)
      (Bapak Ben Haryo, 0817-6908796)
      Jakarta Timur dan Utara: Dojo Cempaka Putih
      (Webmaster, Abraham, 085691777038)
      Jakarta Selatan: Dojo TRAKINDO Cilandak
      (Bapak Bambang, 0812-1067776)
      terima kasih

    • Yth, mr .andre,,Di DKI Jakarta dan sekitarnya,Dojo (Kelompok Latihan), bagi yang berminat silahkan menghubungi:

      Jakarta Barat: Dojo Indonusa Esa Unggul
      (Bapak Trisno, 0812-100-88007).
      Jakarta Pusat: Dojo YAI (Depan RSCM)
      (Bapak Ben Haryo, 0817-6908796)
      Jakarta Timur dan Utara: Dojo Cempaka Putih
      (Webmaster, Abraham, 085691777038)
      Jakarta Selatan: Dojo TRAKINDO Cilandak
      (Bapak Bambang, 0812-1067776)
      terima kasih

  3. kalo yang di jakarta selatan masih aktif ga gan ? minim n maxi mal umur berapa ya gan….saya sudah 22 tahun..mohon jawabnya….trimakasih

Tinggalkan Balasan ke Muh Eka Febriansyah Batalkan balasan